Selasa, 17 November 2009

Takut

Takut

BU Ani terkejut ketika melihat anaknya lari terbirit-birit.

"Kenapa mukamu merah begitu, Eko?"

"Saya baru saja lari kencang untuk menghentikan perkelahian, Bu."

"Kamu memang anak baik. Siapa yang berkelahi?"

"Saya dengan Bambang, Bu!"

Ning Nong

Ning Nong

SARMIN baru sekali ini ke Jakarta. Maklum dia baru saja menjual hasil
panennya, jadi sekali-sekali ingin menikmati pelesiran di ibu kota. Untuk
oleh-oleh para sanak saudara di kampung dia berniat membeli beberapa barang.
Suatu hari dia pergi ke Mangga Dua, karena katanya apa-apa murah disana.
Setelah berkeliling, mampirlah dia ke sebuah kios pakaian. Pemilik kios itu
adalah seorang Cina totok. "Berapa baju yang ini?"

"Ha-yya, GO CENG saja lah!"

Berkerut jidat Sarmin, karena tak tahu berapa GO CENG itu. Si empunya kios
karena melihat Sarmin terdiam lantas berkata: "Boleh tawal lah dikit."

Karena sudah terlanjur bertanya, untuk menjaga gengsi, dengan mantapnya
Sarmin menawar: "NING NONG boleh nggak?"

"Haa?" terbelalak si engko. "Belapa itu Ning nong?"

"Lha GO CENG itu berapa hayo?" Sarmin balik bertanya.

"Go ceng itu lima libu woo!" jawab si engko.

Setelah berpikir sebentar Sarmin pun bilang: "Ooo, kalau begitu, Ning Nong
itu yaa..... kira-kira tiga ribu lima ratus lah!"

Anak Pengemis

Anak Pengemis

SEORANG mahasiswa baru terlihat lagi asyik ngobrol dengan seorang pengemis
di sebuah halte bus di kampus sebuah universitas. Mahasiswa : "Udah lama
ngemis di sini Pak?"

Pengemis : "Kurang lebih sudah 8 tahun Dik!"

Mahasiswa :"Lama juga ya Pak. Sehari biasanya dapet uang berapa Pak?"

Pengemis : "Paling sedikit gocap (50.000,00) Dik"

Mahasiswa : "Banyak juga ya Pak!?"

Pengemis : "Lumayanlah untuk keluarga."

Mahasiswa : "Ngomong-ngomong keluarga bapak ada di mana?"

Pengemis : "Anak saya semuanya ada 3, yang ke-1 di UGM Yogya, yang ke-2 di
ITB Bandung, dan yang ke-3 di IPB bogor."

Mahasiswa : "Hebat banget nih Bapak..eh.. Anak bapak itu semuanya kuliah ?"

Pengemis : "Nggak semuanya ngemis seperti saya."

Dua Jam

Dua Jam

DI ruang praktik dokter, seorang pria bertanya pada dokternya.

"Dokter. Bagaimana tanda-tanda ketuaan itu?"

"Tandanya jika Anda butuh waktu dua jam untuk memakai pakaian, dan dua jam
untuk mengingat mengapa Anda memakai pakaian!" (jang)**

BERPENDIRIAN

 BERPENDIRIAN

DUA orang kenalan bertemu setelah beberapa tahun tidak jumpa.

"Berapa umurmu sekarang?"

"Empat puluh tahun."

"Lho, ketika kita bertemu dua tahun yang lalu Anda bilang empat puluh
tahun?"

"Ya itulah buktinya saya seorang yang punya pendirian!"

Staring

"Staring"

IJEM selalu pergi meninggalkan TV tiap kali ada film barat. Majikannya heran
melihat tingkahnya itu.

"Kenapa kamu selalu pergi tiap ada film barat?" tanya majikannya

"Bosan Bu. Habis tiap film pemainnya selalu si "Staring".

IKAN PAUS

IKAN PAUS


DUA orang nelayan dan temannya sedang memperhatikan seekor ikan paus yang
mati terdampar.

"Kasihan nasib ikan paus itu, dia mati terdampar di pantai ini," ujar salah
seorang nelayan.

"Yang lebih kasihan adalah si penggali kuburnya," sambung nelayan satunya
lagi.

Rabun

Rabun

KARYO yang sudah agak rabun penglihatannya jalan-jalan ke kebun binatang.
Sampailah ia di depan kandang beo. Berhubung belum pernah melihat beo, dia
pun mendekatkan kepalanya ke kandang.

"Ngapain kamu dekat-dekat?" kata si beo yang rupanya sudah mahir berbicara.

"Oh maaf, saya kira bapak ini seekor burung!" jawab Karyo sambil buru-buru
meninggalkan kandang burung.

Calon Pembantu

Calon Pembantu

SEORANG Wanita sedang mewawancarai calon pembantu rumah tangganya yang baru,
Calon pembantu itu diminta menceritakan pengalaman kerjanya selama ini dan
menunjukan referensi yang dimilikinya,

"Sayang sekali, Bu. surat keterangan bekerja dari keluarga presiden sudah
hilang. Tetapi, saya masih menyimpan beberapa buah sendok sebagai bukti saya
pernah bekerja di sana," ungkap calon pembantu itu.

Anak Jujur

Anak Jujur

PADA sore hari si Udin kepergok Pak Wawan pemilik kebun rambutan di sebelah
timur desa, lalu Pak Wawan bilang, "Dasar kamu mungkin selama ini setiap
kali saya panen saya kehilangan banyak rambutan, jadi pelakunya kamu?"

Dengan ketakutan si Udin menjawab, "Maaf Pak, saya selama ini cuma ngambil
rambutan yang jatuh, tetapi di atas Bapak saya yang ngarungin". (zam)**

Kondisi

Kondisi

"DOKTER! tolonglah saya, saya kehilangan memori. Saya dahulu adalah
pengusaha sukses. Tetapi, sejak memori saya hilang, saya kehilangan
segalanya. Saya ditinggal keluarga saya karena lupa nama anak istri saya.
Saya lupa nama relasi bisnis saya. Saya tidak ingat lagi bahwa saya sudah
lima hari tidak pulang ke rumah. Saya tidak ingat lagi berapa uang yang saya
miliki, pokoknya semuanya semakin memburuk. Dokter tolonglah saya Dokter,"
kata seorang lelaki kepada psikiater.

"Baik saya akan coba tolong, sudah berapa lama Anda mengalami kondisi
seperti ini?" tanya dokter. "Kondisi? Apa itu kondisi?" kata si lelaki.
(zam)**

Perlu Dicat

Perlu Dicat

SEORANG pasien selama hampir dua puluh lima menit dibiarkan tergeletak di
ranjang tanpa di sentuh sedikit pun oleh psikiater.

Akhirnya pskiater itu datang ke ranjang pemeriksaannya dan bertanya, "Apakah
ada sesuatu yang mau Anda sampaikan?"

"Ya, ada Dok. Saya rasa langit-langit kamar ini sudah perlu dicat." (zam)**

Sikat GIGI

Sikat Gigi

BERGEGAS seorang ibu pergi ke kamar mandi karena mendengar balitanya
menangis. Ternyata si anak menangis karena sikat giginya kecebur ke lubang
WC. Cepat-cepat si ibu mengambilnya, lantas membuangnya ke tempat sampah di
dapur disaksikan balita yang mengikutinya.

Setelah sikat gigi dibuang, si anak berlari lagi ke kamar mandi, Tak lama
kemudian ia muncul lagi sambil membawa sikat gigi ibunya, "Mama. Kalau
begitu, sikat gigi Mama pun harus dibuang. Tiga hari lalu sikat ini jatuh ke
lubang WC," kata si anak. (zam)**

Humor Sufi_Memberi dan Menerima

Memberi dan Menerima

Salah seorang teman Nasruddin suka sekali mengumpulkan uang banyak-banyak. Karena itu, ia cepat sekali menjadi kaya dan sangat kikir.

Suatu hari si kikir berjalan-jalan dengan teman-temannya, termasuk Nasruddin. Ketika melewati tepi sungai, si kikir tergelincir dan jatuh ke sungai. Teman-temannya lari untuk menolongnya. Seorang di antara mereka membungkuk sambil mengulurkan tangan, "Ayo, berikan tanganmu. Nanti akan kutarik ke atas," kata teman itu.

Tapi si kikir diam saja, tak mau mengulurkan tangannya. Seorang teman lain datang dan mengatakan serupa. Tapi si kikir tetap saja tak mau memberikan tangannya untuk diangkat ke atas. Nasruddin datang, lalu membungkuk ke tepi sungai.

"Terimalah tanganku ini kawan, dan aku akan mengangkatmu ke atas sungai," kata Nasruddin. Kali ini si kikir baru bergerak dan mengulurkan tangannya. Setelah itu ia diangkat ke atas.
"Ah, kau seperti tak mengerti saja sifat teman kita ini," kata Nasruddin kepada kawan-kawannya. "Jika kalian berkata 'berikan!' kepadanya, pasti ia akan diam saja. Coba kalian bilang, 'Terimalah wahai kawanku,' pasti ia akan menerimanya."

Humor Sufi _ Si Buta dan Makelar Ternak

Si Buta dan Makelar Ternak
Di sebuah sudut pasar ternak kota Kuffah (Irak), seorang lelaki buta menghampiri seorang makelar ternak. "Tolong bantu carikan aku seekor keledai yang bertubuh tidak terlalu kecil, tetapi juga tidak terlalu besar, yang berlari cepat di jalan sepi, yang berjalan lambat di tengah keramaian, yang bersabar jika kekurangan makan, yang mau berterima kasih jika makanannya berkecukupan, yang bersemangat jika aku naiki sendiri, dan yang tidur jika dinaiki orang lain," katanya.

"Sabar kawan. Nanti jika Allah telah mengubah muka seorang hakim menjadi muka keledai, insya Allah kamu akan mendapatkan keledai yang kamu inginkan itu," jawab si makelar ternak dengan tenangnya.

Humor Sufi_Mutasi

Mutasi
Suatu hari, khalifah al Makmun didatangi sekelompok warga yang bermaksud mengadukan gubernur mereka. "Kalian jangan macam-macam kepadanya. Aku tahu persis ia adalah seorang gubernur yang baik dan berlaku adil terhadap kalian," kata khalifah.

Sesepuh warga yang ditunjuk sebagai pemimpin maju ke depan dan berkata; "Wahai Amirul Mukminin, apa artinya kecintaan ini bagi kami jika tidak dinikmati juga oleh rakyat yang lain? Selama lima tahun ia telah memimpin kami dengan baik dan adil. Karena itu mutasikanlah ia ke wilayah lain, agar keadilannya bisa dinikmati secara mereta oleh seluruh rakyat."

Mendengar itu khalifah tertawa sambil meninggalkan mereka

Humor Sufi_Pergi Ke Dokter

 Pergi ke Dokter

Beberapa waktu kemudian majikan Nashruddin itu jatuh sakit dan iapun
menyuruh Nashruddin pergi memanggil dokter. Tak lama kemudian Nashruddin
pun kembali, ternyata ia tidak hanya membawa dokter, tetapi juga bebarapa
orang lain. Ia masuk ke kamar orang kaya itu yang sedang berbaring di
ranjang, katanya, "Dokter sudah datang, Tuan, dan yang lain-lain sudah
datang juga."

"Yang lain-lain? Tanya orang kaya itu. "Aku tadi hanya minta kamu
memanggil dokter, yang lain-lain itu siapa?"

"Begini Tuan!" jawab Nashruddin, "Dokter biasanya menyuruh kita minum
obat. Jadi saya membawa tukang obat sekalian. Dan tukang obat itu tentunya
membuat obatnya dari bahan yang bermacam-macam dan saya juga membawa orang
yang berjualan bahan obat-obat-an bermacam-macam. Saya juga membawa
penjual arang, karena biasanya obat itu direbus dahulu, jadi kita
memerlukan tukang arang. Dan mungkin juga Tuan tidak sembuh dan malah
mati. Jadi saya bawa sekalian tukang gali kuburan."..;-)

Humor SufI_MEMBELI TELUR

MEMBELI TELUR

Nasruddin pernah bekerja pada seorang yang sangat kaya, tetapi seperti
biasanya ia mendapatkan kesulitan dalam pekerjaannya.

Pada suatu hari orang kaya itu memanggilnya, katanya, "Nashruddin
kemarilah kau. Kau ini baik, tetapi lamban sekali. Kau ini tidak pernah
mengerjakan satu pekerjaan selesai sekaligus. Kalau kau kusuruh beli tiga
butir telur, kau tidak membelinya sekaligus. Kau pergi ke warung, kemudian
kembali membawa satu telur, kemudian pergi lagi, balik lagi membawa satu
telur lagi, dan seterusnya, sehingga untuk beli tiga telur kamu pergi tiga
kali ke warung."

Nashruddin menjawab, "Maaf, Tuan,  saya memang salah. Saya tidak akan
mengerjakan hal serupa itu sekali lagi. Saya akan mengerjakan sekaligus
saja nanti supaya cepat beres."



Beberapa waktu kemudian majikan Nashruddin itu jatuh sakit dan iapun
menyuruh Nashruddin pergi memanggil dokter. Tak lama kemudian Nashruddin
pun kembali, ternyata ia tidak hanya membawa dokter, tetapi juga bebarapa
orang lain. Ia masuk ke kamar orang kaya itu yang sedang berbaring di
ranjang, katanya, "Dokter sudah datang, Tuan, dan yang lain-lain sudah
datang juga."

"Yang lain-lain? Tanya orang kaya itu. "Aku tadi hanya minta kamu
memanggil dokter, yang lain-lain itu siapa?"

"Begini Tuan!" jawab Nashruddin, "Dokter biasanya menyuruh kita minum
obat. Jadi saya membawa tukang obat sekalian. Dan tukang obat itu tentunya
membuat obatnya dari bahan yang bermacam-macam dan saya juga membawa orang
yang berjualan bahan obat-obat-an bermacam-macam. Saya juga membawa
penjual arang, karena biasanya obat itu direbus dahulu, jadi kita
memerlukan tukang arang. Dan mungkin juga Tuan tidak sembuh dan malah
mati. Jadi saya bawa sekalian tukang gali kuburan."..;-)

Humor Sufi_JATUHNYA JUBAH

JATUHNYA JUBAH

Nasrudin pulang malam bersam a teman-temannya. Di pintu rumah mereka berpisah. Di dalam rumah, istri Nasrudin sudah menanti dengan marah. "Aku telah bersusah payah memasak untukmu sore tadi !" katanya sambil menjewer Nasrudin. Karena kuatnya, Nasrudin terpelanting dan jatuh menabrak peti.
Mendengar suara gaduh, teman-teman Nasrudin yang belum terlalu jauh kembali, dan bertanya dari balik pintu, "Ada apa Nasrudin, malam-malam begini ribut sekali?" "Jubahku jatuh dan menabrak peti," jawab Nasrudin.
"Jubah jatuh saja ribut sekali ?"
"Tentu saja," sesal Nasrudin, "Karena aku masih berada di dalamnya."

Humor Sufi_PENYELUNDUP

PENYELUNDUP

Ada kabar angin bahwa Mullah Nasrudin berprofesi juga sebagai penyelundup. Maka setiap melewati batas wilayah, penjaga gerbang menggeledah jubahnya yang berlapis-lapis dengan teliti. Tetapi tidak ada hal yang mencurigakan yang ditemukan. Untuk mengajar, Mullah Nasrudin memang sering harus melintasi batas wilayah.
Suatu malam, salah seorang penjaga mendatangi rumahnya.
"Aku tahu, Mullah, engkau penyelundup. Tapi aku menyerah, karena tidak pernah bisa menemukan barang selundupanmu. Sekarang, jawablah penasaranku: apa yang engkau selundupkan?"
"Jubah," kata Nasrudin, serius

Humor Sufi_CARA MEMBACA BUKU

CARA MEMBACA BUKU

Seorang yang filosof dogmatis sedang meyampaikan ceramah. Nasrudin mengamati bahwa jalan pikiran sang filosof terkotak-kotak, dan sering menggunakan aspek intelektual yang tidak realistis. Setiap masalah didiskusikan dengan menyitir buku-buku dan kisah-kisah klasik, dianalogikan dengan cara yang tidak semestinya.
Akhirnya, sang penceramah mengacungkan buku hasil karyanya sendiri. nasrudin segera mengacungkan tangan untuk menerimanya pertama kali. Sambil memegangnya dengan serius, Nasrudin membuka halaman demi halaman, berdiam diri. Lama sekali. Sang penceramah mulai kesal.
"Engkau bahkan membaca bukuku terbalik!"
"Aku tahu," jawab Nasrudin acuh, "Tapi karena cuma ini satu-satunya hasil karyamu, rasanya, ya, memang begini caranya mempelajari jalan pikiranmu."

Humor Sufi_Mimpi Religius

MIMPI RELIJIUS

Nasrudin sedang dalam perjalanan dengan pastur dan yogi. Pada hari kesekian, bekal mereka tinggal sepotong kecil roti. Masing-masing merasa berhak memakan roti itu. Setelah debat seru, akhirnya mereka bersepakat memberikan roti itu kepada yang malam itu memperoleh mimpi paling relijius. Tidurlah mereka.
Pagi harinya, saat bangun, pastur bercerita: "Aku bermimpi melihat kristus membuat tanda salib. Itu adalah tanda yang istimewa sekali."
Yogi menukas, "Itu memang istimewa. Tapi aku bermimpi melakukan perjalanan ke nirwana, dan menemui tempat paling damai."
Nasrudin berkata, "Aku bermimpi sedang kelaparan di tengah gurun, dan tampak bayangan nabi Khidir bersabda 'Kalau engkau lapar, makanlah roti itu.' Jadi aku langsung bangun dan memakan roti itu saat itu juga."

Humor Sufi_PERUSUH RAKYAT

PERUSUH RAKYAT

Kebetulan Nasrudin sedang ke kota raja. Tampaknya ada kesibukan luar biasa di istana. Karena ingin tahu, Nasrudin mencoba mendekati pintu istana. Tapi pengawal bersikap sangat waspada dan tidak ramah.
"Menjauhlah engkau, hai mullah!" teriak pengawal. (Nasrudin dikenali sebagai mullah karena pakaiannya)
"Mengapa ?" tanya Nasrudin.
"Raja sedang menerima tamu-tamu agung dari seluruh negeri. Saat ini sedang berlangsung pembicaraan penting. Pergilah !"
"Tapi mengapa rakyat harus menjauh ?"
"Pembicaraan ini menyangkut nasib rakyat. Kami hanya menjaga agar tidak ada perusuh yang masuk dan mengganggu. Sekarang, pergilah !"
"Iya, aku pergi. Tapi pikirkan: bagaimana kalau perusuhnya sudah ada di dalam sana ?" kata Nasrudin sambil beranjak dari tempatnya.

Humor Sufi 2

Permata

Seorang sufi yang arif melihat seorang laki-laki mondar-mandir di jalan, dengan wajah berduka dan putus asa.

"Apakah kamu baru saja dizalimi?" tanya sang arif.

Lelaki itu berkata, "Aku ini orang asing di daerah ini. Ketika aku pergi ke tempat mandi umum, aku menitipkan uangku dan seluruh milikku kepada seorang penjaja makanan. Ketika aku hendak mengambilnya kembali, si penjaja makanan itu memandangku ke luar dari kedainya."

Sang arif berkata: "Jangan cemas, aku tahu caranya mendapatkan kembali itu semua. Besok siang aku akan ke kedai penjaja makanan itu. Kamu datang ke sana, jangan berbicara denganku, dan mintalah milikmu itu kembali."

Lalu sang arif datang ke penjaja makanan itu dan berkata: "Aku sedang berencana akan pergi haji. Karena aku punya banyak sekali emas dan permata, aku akan menitipkannya padamu. Jika aku tidak kembali dalam waktu tertentu, terserahlah kepadamu kalau kamu mau menjualnya dan menggunakan uangnya untuk amal."
Girang sekali si penjaja makanan itu mendengar akan kamu bawa permata-permata itu."

"Besok siang," sahut sang arif.

Keesokan harinya sang arif itu mengisi sebuah tas besar dengan batu-batu dan pecahan-pecahan kaca, lalu menemui si penjaja makanan itu pada siang hari. Mata si penjaja makanan melihat tas yang mengembang itu dan dia mendecakkan kedua bibirnya.

Pada saat itu sang musafir memasuki kedai dan berkata: "Aku datang untuk mengambil barang-barangku yang kutitipkan kepadamu."
"Oh, ya," kata si penjaja makanan, dan menyuruh pembantunya untuk mengambilkan barang-barang si musafir itu.
===============

HUMOR SUFI

HUMOR SUFI
 
Mengajar Keledai Membaca
Laporan: Humor Sufi m Farzan

Seseorang memberikan hadiah seekor keledai kepada sang amir. Orang-orang yang hadir ketika itu mulai memuji-muji binatang itu. Akhirnya seseorang berkata: "Aku malah dapat mengajar keledai ini membaca buku."

Sang amir pun menjadi murka dan berkata, "Kamu harus dapat membuktikannya. Bawa keledai ini dan ajarilah ia membaca dalam waktu satu bulan. Jika tak berhasil, akan kupenggal kepalamu. Jika berhasil, akan kuberi hadiah kamu sepuluh keping emas."
Si lelaki itu lalu membawa keledai itu pulang. Setelah beberapa hari mengembara dia berjumpa dengan seorang sufi di jalan dan menceritakan ancaman berat sang amir.
Sang sufi berkata: "Ambillah sebuah kitab yang besar, seperti kitab filsafat, dan letakkan jerami di antara lembar-lembar halaman kitab itu. Buatlah supaya keledai itu lapar selama sehari, lalu bukalah kitab itu di depan binatang itu, dan bukalah lembar demi lembar halaman kitab itu begitu keledai itu makan jerami dari tiap-tiap halaman.

Pada akhir bulan, sebelum bertemu dengan sang amir, buatlah binatang itu tetap lapar lagi. Pada hari yang telah ditentukan, bawalah keledai itu kepada amir bersama-sama dengan kitab itu, tetapi kali ini jangan letakkan jerami di antara halaman-halaman kitab itu."

Orang itu melakukan apa yang dinasihatkan oleh sang sufi dan meyakinkan sang amir bahwa dia telah mengajari keledai itu bukan saja membaca, tetapi juga membaca filsafat.

Cerita Tentang Tangan

Cerita Tentang Tangan
DIBANDING dengan anggota tubuh lainnya, tangan lah yang paling banyak berhubungan dengan istilah dan metafora.

Kita mulai dari tanda tangan. Tanda tangan itu banyak tingkatannya. Tanda tangan presiden, jelas beda tingkatnya dengan tanda tangan pejabat di bawahnya. Tanda tangan artis atau tokoh, beda masyhurnya dengan tanda tangan orang banyak. Orang biasa memburu-buru artis idola atau kalangan selebriti untuk mendapat tanda tangan. Kalau sudah dapat, tanda tangan itu disimpan sebagai kebanggaan.

Memperoleh tanda tangan orang penting atau bintang terkenal tidaklah gampang. Ada tanda tangan yang baru bisa diperoleh setelah mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Mengurus secarik kertas yang bernama surat keputusan atau surat izin, yang di dalamnya ada tanda tangan pejabat anu selain memerlukan kerepotan khusus, juga menuntut biaya ekstra yang cukup besar. Biaya itu, memang belum tentu untuk yang punya tanda tangan, tapi yang mengurus suratnya untuk ditandatangani.

Cerita tentang tangan bisa panjang sekali di negeri ini. Mari kita beralih ke cerita lain, yaitu cuci tangan. Cuci tangan itu perlu supaya bersih dan sehat. Tapi itu cuci tangan sungguhan. Kalau cuci tangan sebagai metafora, lain lagi ceritanya. Kebiasaan cuci tangan jenis ini malah sebaliknya, kebiasaan yang tidak sehat. Kalau ada orang yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap sebuah kesalahan, lalu dia membuat dalih macam-macam untuk mengelak dari tanggung jawab, itu namanya cuci tangan. Tujuannya tidak lain, dia mau lepas tangan.

Cerita Tentang Muka

Cerita Tentang Muka
SELAIN tangan, anggota tubuh lain yang juga sering digunakan untuk sebuah ungkapan atau metafora yaitu muka.

Ada istilah cari muka. Istilah ini biasanya ditujukan pada seseorang yang selalu ingin memperoleh penilaian baik dari atasannya atau orang yang diseganinya. Ada pegawai atau bawahan di sebuah kantor, dijuluki oleh teman-temannya sebagai si tukang cari muka. Maksudnya, orang tersebut selalu mau menggunakan kesempatan agar dinilai oleh atasannya bahwa dialah pegawai yang paling baik, paling rajin, paling pandai, paling kreatif, dan sebagainya. Sampai di situ mungkin masih baik. Tapi adakalanya seseorang mencari muka sekaligus dengan cara menjelek-jelekkan orang lain atau teman sekerjanya.

Tidak jarang, seorang pegawai justru menggunakan kekurangan teman kerjanya menjadi batu loncatan untuk mencari muka. Dia datang kepada atasannya menyampaikan laporan ini dan itu, sambil tidak lupa secara halus mempromosikan diri bahwa dia tidak seperti temannya. Juga masih mending, kalau kekurangan temannya yang dia laporkan itu memang benar adanya, tidak jarang malah suatu fitnah. Kalau sudah begitu, tentu saja itu menjadi biang penyakit yang kemudian akan menjalar ke mana-mana. Kita berada di dalam dunia yang membingungkan karena kita di sekitar kita berselewiran orang-orang yang bermuka dua. Ya, orang yang suka cari-cari muka, memang selalu bermuka dua. Perlu ekstra hati-hati bila berbicara dengannya.

Shikamaru

Shikamaru
Shikamaru